NUGROHO, OKY CAHYO and SUNGKORO, HADI PURWANIR (2016) BUDAYA POPULER DALAM PERTUNJUKKAN REYOG OBYOGAN. PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN 2016 : BIDANG AGAMA ISLAM, BUDAYA, EKONOMI, SOSIAL HUMANIORA, TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PENDIDIKAN. pp. 152-175. ISSN 978-602-0815-22-0
|
Text
COVER PROSIDING DEPAN.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
04 - 2. OCH, HPS.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
COVER PROSIDING BELAKANG.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Budaya pop sering dihubungkan dengan kategorisasi budaya rendah dan budaya tinggi dimana perbedaan-perbedaan ini didasarkan atas sebuah lingkungan masyarakat dengan ciri khas tertentu seperti kepercayaan, ritual, pertunjukkan, bentuk pertunjukkan, pola gaya hidup, simbol, bahasa, pakaian, musik, tarian,dan berbagai macam model bentuk ekspresi manusia, intelektual, dan cara berkomunikasi dalam sebuah tatanan waktu tertentu. Ciri-ciri inilah yang ada dalam sebuah paradigma pertunjukkan reyog baik dalam format obyogan atau festival. Pertunjukkan dengan format seperti konser hanya ada di reyog dengan format festival dan tidak muncul dalam pertunjukkan obyogan. dalam pertunjukkan reyog obyogan, budaya pop yang bisa kita jumpai adalah gending atau tabuhan pengiring yang memasukkan unsur-unsur lagu dangdut populer saat ini dimasyarakat seperti ‘Oplosan’, ‘Buka Sitik Joss’, dan lain sebagaianya. Tidak hanya itu, karena dalam obyogan tidak menggunakan pakem tarian seperti dalam format festival, maka para penari jathil dengan leluasa mengubah dan menyesuaikan sesuai dengan permintaan dari penonton atau tren yang sedang disenangi dalam masyarakat. Melihat paradigma dan perkembangan inilah, fokus dalam penelitan ini adalah melihat lebih jauh dan mendalam bagaimana sebuah budaya populer yang sedang tren dimasyarakat mempengaruhi bentuk pertunjukkan dalam sebuah pementasan reyog ponorogo dalam bentuk obyogan. Hasil ssementara dari penelitian ini menunjukkan beberapa perilaku dalam pertunjukkan reyog obyogan mengarah pada budaya popular yang sedang hits pada saat sekarang. Budaya popular saat sekarang lebih banyak kepada bentuk pertunjukkan dengan konsep edreg yang mirip dengan tari jaipong. Saweran juga mulai banyak dalam bentuk pertunjukkan reyog ini. Lagu atau gending dalam reyog juga mengalami perubahan dari lagu-lagu seperti ‘walang kekek’ menjadi ‘oplosan’ atau ‘kanggo riko’ yang saat sekarang sedang digemari di masyarakat. Kostum juga mengalami perubahan dengan masuknya unsur sensual terutama terhadap penari jathil yaitu pakaian semi transparan yang mirip dengan kebaya dan berwarnawarni, jika dibandingkan dengan reyog dalam bentuk festival yang hanya memakai kemeja lengan panjang dengan warna putih. Kesimpulan singkat dan sementara dari penelitian ini membuktikan bahwa kesenian rakyat yang bersifat tradisionalpun dapat terpengaruh hal-hal yang sedang digemari dalam masyarakat pada umumnya pada saat itu. Hal ini juga mempengaruhi pola komunikasi, pesan yang disampaikan dan makna yang terkandung dalam pertunjukkan itu sendiri secara tidak sadar.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Proceeding |
Depositing User: | Editor FT |
Date Deposited: | 24 Nov 2016 08:23 |
Last Modified: | 24 Nov 2016 08:23 |
URI: | http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/2771 |
Actions (login required)
View Item |