Dadhak Merak Reyog Ponorogo Berbahan Baku Subtitusi Kulit Macan dan Kendala Mitos Lokal

Harsono, Jusuf and Santoso, Slamet (2016) Dadhak Merak Reyog Ponorogo Berbahan Baku Subtitusi Kulit Macan dan Kendala Mitos Lokal. LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING.

[img]
Preview
Text
2016_Laporan Akhir Hibah Bersaing_Dadhak Merak.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Masyarakat seni kota Ponorogo saat ini sedang menghadapi persoalan suplai bahan pembuat salah satu perangkat Reyog yaitu dhadhak merak yang berasal dari kulit harimau Sumatera. Kendala budaya telah bermuara pada penyediaan dhadhak merak yang dibuat dengan menggunakan kulit macan yang sangat dilindungi oleh undang-undang karena faktor kelangkaannya. Berkaitan dengan masalah tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana metode pembuatan dadhak merak Reyog Ponorogo dengan menggunakan bahan subtitusi kulit macan?; dan 2) Bagaimana upaya social engineering dalam bentuk memberikan pemahaman kepada para seniman reyog, pengrajin reyog, pengamat budaya, generasi muda, dan masyarakat luas pecinta seni reyog untuk menggunakan dadhak merak Reyog Ponorogo dengan berbahan baku subtituti atau bukan kulit macan?. Penelitian ini akan dilakukan di wilayah sekitar Ponorogo . Para informan yang akan diteliti terdiri dari para seniman reyog, pengrajin reyog, pengamat budaya, dan masyarakat luas pecinta seni reyog. Metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Interview. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang mitos dan filosofi yang melatar belakangi sehingga para seniman reyog (pemain) tidak mau menggunakan dhadhak merak dari bahan substitusi. Peneliti akan menggunakan metode depth interview karena perlu menggali informasi secara intens dan pemahaman yang dalam tentang situasi dan hasil dari interview tersebut; 2) Diskusi Terfokus dan Workshop. Metode ini digunakan untuk mengkaji dan tukar pengalaman sehingga akan mendapatkan berbagai masukan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini; dan 3) Observasi. Metode ini lebih banyak digunakan untuk mendapatkan informasi tentang cara pembuatan iv dhadhak merak baik yang berasal dari kulit harimau maupun dari bahan substitusi. Dalam mengamati kegiatan perajin peneliti akan didampingi oleh seorang fotografer yang punya latar belakang akademik sarjana seni. Reyog adalah seni tradisional di Jawa yang sudah ada sejak lama dan pada umumnya selalu dikaitkan dengan hal hal yang berbau mistis. Apalagi penyelenggaraannya juga, sebagian, dikaitkan dengan kegiatan yang berbau mitos dan magis. Perbuatan-perbuatan magis dan mantera-mantera itu bagi yang bersangkuatan sering tidak ada hubungan erat dengan alam gaib. Bila kita membandingkan mitos religious dengan praktek magis, nampaklah perbedaan besar mengenai apa yang ditekaknkan. Bila diperhatikan dengan seksama biasanya ada beberapa mitos yang mengelilingi keberadaan Seni Reyog Ponorogo. Bersih Desa adalah sebuah acara untuk menangkal kekuatan “jahat” yang diyakini akan menggangu desa tersebut. Kekuatan jahat yang dimaksud adalah kekuatan mistis yang dikhawatirkan bisa menimbulkan ketidak-nyamanan dan ketidaktentraman masyarakat desa. Bentuk ketidaknyamanan dan ketidak-tentraman masyarkat berbentuk penyakit massal yang mematikan atau berupa kejahatan yang tidak diinginkan masyarakat. Bersih desa diharapkan bisa mencegah datangnya itu semua. Mitos Warok Sakti. Sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat Ponorogo, bahkan Indonesia, bahwa seorang warok adalah seseorang yang mempunyai kekuatan supranatural melebihi masyarkat biasa atau sering disebut kesaktian. Bukan tanpa alasan kalau para warok sering disebut demikian karena beberapa warok juga melakukan kegiatan melakukan pengobatan, peramalan, dan melakukan kegiatan yang secara fisik tidak mampu dialakukan oleh orang pada umumnya diantaranya adalah memanggul dhadhak merak dalam seni reyog ponorogo dengan mengandalkan pada kekuatan gigi dan lehernya. Sementara itu berat dari dhadhak merak bisa mencapai 40 sampai dengan 60 kg bila tidak kena hembusan angin. Satu aksi yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh orang biasa yang tidak mempunyai keahlian khusus. Bahkan kadang seorang warok pembarong harus memanggul dhadhak merak yang sedang memanggul dhadhak merak beserta pembarong lain pula yang bisa v ditaksir mencapai berat kurang lebih 150 kg. Kulit Macan Bermagis. Sebagian masyarakat Ponorogo masih meyakini bahwa dhadhak merak yang dilapisi dengan kulit macan asli mempunyai tuah khusus yang akan sangat berpengaruh langsung pada para warok pembarong yang sedang beratraksi baik di panggung festival maupun di reyog obyok. Masyarakat meyakini bahwa para pembarong yang menggunakan kulit macan asli akan berperilaku lebih agresif dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kulit macan asli karena sekarang sudah banyak dhadhak merak yang menggunakan kulit dari lembu. Social Engineering yang dilakukan adalah 1) Pemasangan Pamflet dan penulisan opini di Ponorogo Pos dan Magetan Pos. Tabloid ini beroplah hampir 3.000 eksemplar sekali terbit dan berdaya jangkau di dua kabupaten yaitu Ponorogo dan Magetan dan menjadi langganan dari hampir seluruh kantor pemerintahan dan sekolah negeri di dua kota tersebut yang tentu saja akan di baca lebih dari 15.000 orang. Diharapkan dari kedua media masa ini akan muncul opini baru tentang mitos dan keberadaan harimau yang semakin kritis jumlahnya. Serta membangun kesadaran baru tentang kemungkinan penggunaan bahan substitusi untuk pembuatan barongan (dhadhak merak) reyog Ponorogo; 2) Workshop Budaya yang diikuti oleh 50 mahasiswa prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Tujuan dari semua tindakan di atas adalah untuk menawarkan alternative pembuatan barongan atau dhadhak merak dengan mengganti kulit macan asli dengan kain yang khusus dan dilukis dengan motif menyerupai motif atau pola lurik kulit kepala macan.

Item Type: Article
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Research
Depositing User: Library Umpo
Date Deposited: 07 Mar 2017 05:01
Last Modified: 11 Oct 2023 04:17
URI: http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/2871

Actions (login required)

View Item View Item