ACHMAD NASRUL ADI KRISHNA, VINDYANA (2014) MAKNA SIMBOLIK DADAK MERAK PADA KESENIAN REYOG PONOROGO ( Analisis Semiotika Model Roland Barthes tentang Dadak Merak pada Kesenian Reyog Ponorogo ). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
|
Text
BAB I.pdf Download (318kB) | Preview |
|
|
Text
SKRIPSI.pdf Download (353kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (314kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (60kB) |
||
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (48kB) | Preview |
Abstract
VINDYANA ACHMAD N.A.K. 10240109. Skripsi ini berjudul MAKNA SIMBOLIK DADAK MERAK PADA KESENIAN REYOG PONOROGO( Analisis Semiotika Model Roland Barthes tentang Dadak Merak pada Kesenian Reyog Ponorogo ).Penelitian ini fokus pada analisis semiotika, yang bersifat kualitatif dengan instrumen analisis data dengan menggunakan semiotika yang dibuat oleh Roland Barthes. Dalam penelitian ini berusaha memaknai Dadak Merak yang dilihat dari arti denotatif, konotatif dan akhirnya menjadi suatu mitos, yang kemudian di interpretasikan dengan rujukan,acuan dan referensi – referensi ilmiah. Dalam penelitian ini, yang diteliti atau objek penelitian adalah Dadak Merak Kesenian Reyog Ponorogo. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil tentang apa makna dibalik Dadak Merak yaitu, bahwa Dadak Merak Kesenian Reyog Ponorogo memiliki arti yaitu kekuatan dan keindahan, kekuatan diwujudkan dalam bentuk kepala harimau yang dikenal dengan buas dan ganas, dan keindahan diwujudkan dalam bentuk burung merak yang sedang mengembangkan bulu, yang dipuji akan kemolekannya. Kedua binatang yang memiliki karakter kontras tersebut diharapkan menjadi cermin untuk masyarakat Ponorogo agar berani, berwibawa,sopan santun serta selalu menciptakan kedamaian. Hal ini merujuk pada Konsepsi tentang Warok. Almarhum Kasni Gunopati atau yang dikenal dengan Mbah Wo Kucing menyatakan bahwa warok berasal dari kata wewarah (wongkang sugih wewarah). Jadi warok adalah orang yang mampu memberikan petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup dan kehidupan yang baik. Warok,lanjutnya, adalah orang yang memiliki tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. ” Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” : ” Warok adalah orang yang telah sempurna dalam hidup dan kemudian lahir maupun batin. ” Penyempurnaan hasil penelitian diperkuat dengan pemaknaan atas warna – warna yang muncul pada dadak merak yaitu hijau,biru,putih,hitam,emas,merah dan kuning. Ditemukan adanya relasi yang berkaitan dengan makna filosofi dari dadak merak dan makna dibalik warna yang diharapkan lahir dari kepribadian masyarakat Ponorogo. Kata Kunci : Semiotika, Dadak Merak, Kesenian Reyog Ponorogo
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
Divisions: | Faculty of Social Science and Political Science > Department of Communication Science |
Depositing User: | Editor FISIP |
Date Deposited: | 28 Nov 2014 02:39 |
Last Modified: | 28 Nov 2014 02:39 |
URI: | http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/642 |
Actions (login required)
View Item |