POLA SOLIDARITAS DAN MOBILITAS KELOMPOK PEDAGANG ANGKRINGAN DI KOTA PONOROGO
Santoso, Slamet and Harsono, Jusuf (2014) POLA SOLIDARITAS DAN MOBILITAS KELOMPOK PEDAGANG ANGKRINGAN DI KOTA PONOROGO. Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora, 16 (1). pp. 87-96. ISSN p-ISSN 1411-0911 | e-ISSN 2443-2660
![]() |
Text
2012_Laporan Tahunan Fundamental_Pedagang Angkringan.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
![]() |
Text
20 pola solidaritas.pdf Download (298kB) |
![]() |
Text
20. Turnitin_POLA SOLIDARITAS KELOMPOK PEDAGANG ANGKRINGAN DI KOTA PONOROGO.pdf Download (2MB) |
Abstract
Di kota Ponorogo, perkembangan pedagang kaki lima mengalami peningkatan
yang signifikan dari tahun ke tahun. Pedagang kaki lima yang terdapat di kota Ponorogo
antara lain pedagang makanan kecil, warung makan, warung kopi permanen, warung
kopi lesehan, dan kios-kios kecil. Salah satu usaha pedagang kaki lima yang telah
mampu menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun adalah
pedagang Angkringan. Mereka bukan berasal dari kota Ponorogo melainkan dari kotakota
di wilayah Propinsi Jawa Tengah, yaitu mayoritas berasal dari Kabupaten Klaten
dan Kabupaten Sukoharjo. Sekitar tahun 1999-an jumlah pedagang Angkringan di kota
Ponorogo hanya sekitar lima pedagang. Dari tahun ke tahun, jumlah pedagang tersebut
mengalami kenaikan dan sampai dengan sekarang jumlah pedagang Angkringan
menjadi dua puluh sembilan pedagang. Berangkat dari fenomena sosial tentang
kemampuan dalam mengembangkan usaha dari kelompok pedagang Angkringan di
Kota Ponorogo, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan pertanyaan permasalahan
penelitian: Bagaimana pola solidaritas dan pola mobilitas yang ada di kelompok
pedagang Angkringan sehingga mereka mampu mengembangkan usahanya di Kota
Ponorogo?
Luaran penelitian ini secara teoritik dapat sebagai sumbangan yang berarti bagi
perkembangan bidang ilmu Sosiologi Ekonomi. Disamping itu, secara praktis hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam membuat kebijakan terkait pengembangan usaha sektor
informal maupun model program pemberdayaan ekonomi masyarakat; dan bahan
masukan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan penelitian sektor informal, khususnya
pedagang kaki lima. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Ponorogo dengan
menggunakan pendekatan Kualitatif dan mempunyai perspektif Emic. Teknik
pengumpulan data menggunakan Wawancara Mendalam dan metode Observasi.
Berdasarkan kriteria penggolongan pedagang Angkringan, jumlah informan ditetapkan
iv
dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sedangkan alat analisis data
berproses pada bentuk Induksi-Interpretasi-Konseptualisasi dengan menggunakan
Model Analisis Interaktif.
Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa: a) Pedagang Angkringan di
Kota Ponorogo, berdasarkan kemandirian usahanya, dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu golongan mandiri, semi mandiri, dan non mandiri; b) Jalinan solidaritas
yang terjadi pada kelompok pedagang Angkringan di Kota Ponorogo berbentuk:
Solidaritas antara ketua kelompok dengan para anggotanya (termasuk calon anggota),
Solidaritas antara sesama anggota dalam satu kelompok, dan Solidaritas antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain; c) Solidaritas antara ketua kelompok
dengan calon anggota kelompok lebih mengarah pada solidaritas mekanik;
d) Solidaritas antara ketua kelompok dengan anggota kelompok lebih didominasi oleh
solidaritas organik namun demikian solidaritas mekanik tetap berjalan walaupun hanya
pada waktu tertentu; e) Solidaritas antara sesama anggota dalam satu kelompok lebih
lebih didominasi oleh solidaritas organik dan untuk solidaritas mekanik hanya bersifat
isidental; f) Solidaritas antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain lebih
mengarah pada solidaritas mekanik; g) Mobilitas atau gerak sosial yang terjadi pada
kelompok pedagang Angkringan di Kota Ponorogo berbentuk mobilitas horisantal dan
mobilitas vertikal. Mobilitas horisontal ditunjukkan dari perpindahan pedagang
Angkringan dari suatu daerah ke Kota Ponorogo. Mobilitas vertikal yang terjadi pada
ditunjukkan dari adanya peningkatan kondisi ekonomi keluarga yang semakin baik jika
dibandingkan dengan kondisi ekonomi keluarga sebelum membuka dan
mengembangkan usaha Angkringan di Kota Ponorogo.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Solidaritas Mekanik, Solidaritas Organik, Pedagang Angkringan |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Research |
Depositing User: | Library Umpo |
Date Deposited: | 07 Mar 2017 04:41 |
Last Modified: | 30 Mar 2023 05:55 |
URI: | https://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/2866 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |