DADHAK MERAK REYOG PONOROGO BERBAHAN BAKU SUBTITUSI KULIT MACAN DAN KENDALA MITOS LOKAL



Harsono, Jusuf and Santoso, Slamet (2015) DADHAK MERAK REYOG PONOROGO BERBAHAN BAKU SUBTITUSI KULIT MACAN DAN KENDALA MITOS LOKAL. LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING.

[thumbnail of 2015_Laporan Tahunan Hibah_Dadhak Merak.pdf] Text
2015_Laporan Tahunan Hibah_Dadhak Merak.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Berbagai perspektif telah dilakukan untuk mengkaji seni Reyog Ponorogo. Namun
kajian dari perspektif lingkungan hidup atau koservasi sumber daya alam belum menjadi
daya tarik para peneliti. Peneliti tertarik untuk melakukan kajian lapangan terhadap seni
ini, khususnya yang menyangkut hubungan mitos yang mengitari seni reyog dengan
kelestarian lingkungan hidup terutama keberadaan satwa liar harimau sebagai bungkus
barongan, disisi lain lain telah berkembang informasi bahwa jumlah keberadaan macan
tutul dan kumbang dari Jawa dan Sumatra telah mengalami penurunan yang tajam.
Penelitian ini dilakukan di kota Ponorogo, secara khusus di tempat para pengrajin
dhadhak merak (barongan). Key informan adalah mantan pembarong yang sekaligus
sebagai pengrajin dadhak merak (barongan) yang pernah menggeluti sebagai pembarong
selama 20 tahun dan menjadi pengrajin selama 12 tahun. Dalam mendapatkan informasi
atau data peneliti menggunakan beberapa teknik penggalian informasi, yaitu Inteview,
Observasi, dan Triangulasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mitos yang mengitari para pembarong
bahwa menggunakan barongan yang dibungkus kulit macan telah mendorong
penampilan mereka hingga menjadikan penampilannya lebih agresif dan atraktif. Dan
implikasi berikutnya adalah munculnya fanatisme dikalangan warok atau pembarong
untuk tetap menggunakan barongan dari kulit macan. Fanatisme tersebut mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi karena mempengaruhi hukum pasar reyog hasil kerajinan para
pengrajin. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh pemilik hewan langka berupa macan
Sumatra dan Tutuluntuk menawarkan kulit macannya yang telah mati ke para pengrajin
dengan harga tinggi. Pada akhirnya inilah yang menjadikan macan Loreng Sumatra
sebagai hewan buruan karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dan akhir dari
iv
rangkaian permasalahan yang ada adalah semakin langkanya satwa liar harimau Loreng
Jawa dan Sumatra. Menghapuskan mitos dari kesenian local memang tidak mudah
mengingat keberadaan mitos dalam seni tradisional telah menjadi bagian penting dari
seni tradisonal tersebut bahkan dianggap sudah menyatu dengan dengan jiwa seni itu
sendiri. Membuat produk instrumen dengan bahan alternatif (barongan dibungkus
dengan kain yang dilukis menyerupai kepala macan) adalah cara agar para perajin tidak
kesulitan mendapatkan bahan pembuat barongan (kepala dadhak merak) dalam kesenian
reyog Ponorogo.

Item Type: Article
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Research
Depositing User: Library Umpo
Date Deposited: 07 Mar 2017 04:58
Last Modified: 07 Mar 2017 04:58
URI: https://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/2870

Actions (login required)

View Item View Item