PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANAS TERHADAP KUALITAS PRODUK TAHU

SAPUTRO, ADI (2014) PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANAS TERHADAP KUALITAS PRODUK TAHU. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

[img]
Preview
Text
HAL DEPAN, BAB I DAFPUS adi.pdf

Download (507kB) | Preview
[img] Text
BAB II-V adi.pdf
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.

Download (517kB)
Official URL: http://lib.umpo.ac.id

Abstract

ABSTRAK Pengaruh Variasi Temperatur Pemanas Terhadap Kualitas Produk Tahu ADI SAPUTRO NIM. 10510663 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO Dalam kegiatan proses produksi tahu tersebut didalamnya terdapat aktivitas pemanasan bahan tahu yaitu bubur kedelai dengan menggunakan uaap panas, sehingga tidak menggunakan tungku pemanas langsung dengan cara direbus melainkan dengan menggunakan uap panas yang disalurkan kebeberapa tampungan bubur kedelai dengan menggunakan saluran pipa air. Tingkat pemanasan yang dilakukan tidak secara langsung sampai mendidih melainkan hanya sampai panas maksimal tetapi dibuat tidak sampai mendidih. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pengambilan sari kedelai yang selanjutnya akan bermanfaat untuk proses pembuatan tahu tersebut.Rumusan msalah dalam penelitian ini: Bagaimana pengaruh variasi temperatur pemanas terhadap kualitas produk tahu ? Kemudian untuk tujuan dalam penelitian ini adalah: Ingin mengetahui pengaruh variasi temperatur pemanas terhadap kualitas produk tahu. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan dapat disampaikan hasil: (1) Temperatur yang diperoleh dari perlakuan pemanasan bubur kedelai bervariasi mulai dari 80 o C sampai dengan 95,6 oC. (2) Kualitas tahu dalam perlakuan ini sangat bervariasi khususnya dalam hal kekenyalan, warna tahu dan aroma tahu terpengaruh dari keadaan temperature yang dipergunakan untuk mengolah atau memproses tahun tersebut. (3) Kualitas tahu dalam perlakuan ini dapat diketahui: 1. Pada temperature 90 oC keatas, maka diperoleh tahu kenyal lentur, warna putih, dan aroma harum nikmat. 2. Pada temperature 85 oC sampai dengan 90 oC, maka diperoleh tahu kenyal agak pecah, warna putih dan aroma harum kedelai kurang matang. 3. Pada temperature kurang dari 85 oC, maka diperoleh tahu pecah kasar, warna kekuning-kuningan kedelai atau mengikuti warna dasar kedelai, dan aroma kedelai mentah (langu) karena tidak matang. Kata kunci: Variasi Temperatur, Kualitas Produk Tahu

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Machine Engineering
Depositing User: Editor FT
Date Deposited: 11 Apr 2014 01:25
Last Modified: 11 Apr 2014 01:30
URI: http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/195

Actions (login required)

View Item View Item