ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. S MASA HAMILSAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI PMB SUPRIHATIN, SST.KEB

HELFIZA, YENI (2021) ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. S MASA HAMILSAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI PMB SUPRIHATIN, SST.KEB. Tugas Akhir (D3) thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO.

[img] Text (Surat persetujuan unggahan karya ilmiah)
Yeni Helfiza lembar persetujuan.pdf

Download (281kB)
[img] Text (Halaman Depan)
HALAMAN DEPAN.pdf

Download (794kB)
[img] Text (Bab 1)
BAB I.pdf

Download (239kB)
[img] Text (Bab 2)
BAB II.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Bab 3)
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (401kB) | Request a copy
[img] Text (Bab 4)
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (158kB) | Request a copy
[img] Text (Bab 5)
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (117kB) | Request a copy
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA (1).pdf

Download (168kB)
[img] Text (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf

Download (2MB)

Abstract

Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis atau alamiah, akan tetapi didalam prosesnya dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi yang setiap saat dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Ratnawati, 2018).Dalam agama Islam, kehamilan merupakan salah satu bentuk kebesaran Allah dan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini tercermin dalam firman Allah di surat Az Sajdah ayat 7-10 ٱلَّذِىٓ أَحْسَنَ كُلَّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ ٱلْإِنسَٰنِ مِن طِينٍ ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُۥ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن مَّآءٍ مَّهِينٍثُمَّ سَوَّىٰهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِۦ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَوَقَالُوٓا۟ أَءِذَا ضَلَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍۭ ۚ بَلْ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ كَٰفِرُونَ, “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. Dan mereka berkata, ‘Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?’ Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar akan menemui Rabbnya”. Dimana jika tidakdilakukan Asuhan Kebidanan secara Continuity Of Care. Komplikasi tersebut Dapat menyebabkan Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO, 2018). Dan Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup. Menurut data (World health Organization) WHO. Pada tahun 2018 Angka kematian ibu (AKI) setiap harinya didunia terjadi kematian sebesar 830, sedangkan jumlah AKI, di Indonesia Pada tahun 2018 yaitu 38 ibu setiap harinya. Penyebab dari tingginya AKI disebabkan oleh perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi, dan partus lama. Di Provinsi Jawa Timur AKI masih tergolong tinggi, dimana pada tahun 2019 AKI di Jatim mencapai 517 kasus per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab dari AKI yaitu eklamsia dan perdarahan. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 sebesar 1.058, penyebab dari AKB yaitu masalah gizi dan kondisi anemia pada ibu (Dinkes Jatim, 2019). Menurut Dinkes pemerintahan kabupaten Ponorogo dimana pada tahun 2019 AKI mencapai 75 per 100 sedangkan untuk AKB juli 2019 mencapai 74 angka. Penyebab langsungr dari AKI yang masih cukup tinggi di Ponorogo disebabkan oleh, usia resiko tinggi dan usia yang lanjut tapi tetap mempertahankan kehamilanya. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan faktor kesehatan yang terjadi secara langsung pada saat persalinan yaitu : eklamsia 24%, perdarahan 28%, dan infeksi 11%,. Untuk penyebab secara tidak langsung yaitu: anemia 24%, Kekurangan Energi Kronis (KEK) 37%. Sedangkan untuk penyebab AKB yaitu; Gangguan pernafasan, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Dampak apabila tidak dilakukan asuhan kebidanan secara Contiuity Of Care akan menimbulkan suatu resiko terjadinya komplikasi baik itu pada ibu ataupun bayi. Komplikasi yang terjadi pada ibu yaitu perdarahan,eklampsia, infeksi, hipertensi, abortus dan ketuban pecah dini (KPD). Komplikasi yang mungkin timbul dalam persalinan antara lain perdarahan, persalinan macet, Antonia uteri, retensio plasenta, inversion uteri. Dan dampak pada bayi terjadi akibat BBLR yang dipengaruhi oleh status ekonomi (Kemiskinan), dimana kemiskinan menyebabkan potensi bayi yang memiliki gizi buruk dan status kesehatan yang buruk juga (Dinkes Ponorogo 2019). Program pemerintah ponorogo untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu mengadakan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK),di Rumah Tunggu Kelahiran ibu hamil diberikan pendampingan pelayanan kesehatan, yang berada di rumah dinas bidan desa bertujuan untuk mengantisipasi jika, ibu hamil membutuhkan perawatan ke Rumah Sakit dengan akses jalan yang gampang, selain itu diterapkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan secara Kebijakan Sayang Ibu (GSI). Untuk melakukan peningkatan upaya tersebut dapat ditingkatkan dengan model asuhan berkesinambungan secara Continuity 0f Care. ConIunity Of Care adalah suatu proses dimana tenaga kesehatan yang kooperaktif terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis yang efektif.Contiuity Of Care idealnya membutuhkan hubungan terus menerus dengan tenaga kesehatan yang professional mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan pemilihan alat kontrasepsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan antenatal minimum 4 kali selama kehamilan yaitu minimal I kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu). Minimal I kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu-lahir). Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standard, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan (Kemenkes RI, 2015). Pelayanan kesehatan neounatus dengan melakukan kunjungan neounatus (KN) lengkap yaitu KN I kali pada usia 0 jam-48 jam, KN 2 pada hari ke 8-28 (Estiningtyas dkk, 2017). Pelayanan tersebut diberikan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin yang berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (FE), penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran LILA, pengukuran fundus uteri, dan pemberian imunisasi tetanus, dilakukakn DJJ, pelayanan tes labortarium dan pemberian konsling termasuk keluarga berencana (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan uraian masalah diatas untuk mengurangi angka kematian pada ibu maka penulis ingin melakukan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care dan komperhensif dengan prosedur manajemen kebidanan dan di dokumentasikan metode SOAP.

Item Type: Thesis (Tugas Akhir (D3))
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Engineering
Depositing User: fik . userfik
Date Deposited: 05 Oct 2021 02:18
Last Modified: 15 Nov 2021 03:58
URI: http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/8188

Actions (login required)

View Item View Item